" Like a Bird, I know someday after you're tired of flying there and here, you will come and fall for me. Stay with me forever. :) "

Kamis, 25 Oktober 2012

Your (BIG) Anti-Fans (Cerpen)

Assalamu'alaikum :)
Here i am again :D. wkwkwk tentunya dengan cerpen cerpen dan cerpen lagi :). ada yang baru nih? mau tau? sesuai dengan request temen aku, aku bakal post cerpen yang HAPPY! kupersembahin buat siapa yaa? buat siapa aja deh yang pengen ngelampiasin kekesalannya sama cowok SOK ganteng dimana pun dia beradaaaaa :D

Let's Check it Out!

===Your (BIG) Anti-Fans===


KYAAA

KYAAAAAA

KYAAAAAAAAAAA

GEDUBRAK!

Cesa meringgis, kedua tangannya benar benar dalam bahaya! Ia  baru saja melempar sebuah buku tebal dan nyaris mengenai kepala Kevin. Tapi untung saja buku sialan itu  jatuh 5 cm dari tempat cowok keren itu berdiri sekarang. 

Kevin menoleh saat menyadari sebuah buku hampir saja melukai dirinya. Seketika beberapa cewek yang tengah  mengelilinginya menatap cesa. Menatapnya seperti siap menerkam cewek itu.

“apa mau lo?” suara keren itu berseru dan kaki panjang itu melangkah mendekat kearah cesa.  
Cesa yang kaku dan tegang hanya dapat berdiri terpaku menatap kevin. Ingin ia bersuara dan mengatakan semua keluhannya tapi seolah mulutnya terkunci dan hanya matanya yang dapat bergerak menatap kevin yang semakin mendekat. 

“ha?! Apa?” 15 cm, jarak mereka sekarang sukses membuat cesa makin tak sanggup berkata kata. Suara kevin semakin menyesaknya untuk melakukan suatu hal. 

“tuli!”

Hening seketika kelas yang tadinya ribut dengan bisik bisik menjadi benar benar tenang. bahkan cesa yang baru saja berkata merasa suaranya sangat keras. 

“WHAT?!” kevin menaikkan alisnya setengah kaget. Cewek yang hampir membunuhnya dengan buku ini baru saja mengatainya tuli?.

“siapa suruh fans fansmu itu memekik! Sudah jelas sebentar lagi ada ulangan orang pada ngafal.. tapi mereka malah membuat ribut!” jelas cesa dengan suara sedikit pelan. namun entah mengapa ia merasa suaranya sangat keras. 

“oh… jadi lo terganggu? Atau… hanya iri?” kevin menyeringai melihat tampang cesa seperti hampir melihat setan.

“i.. iri? Hei! Apa maksudmu?!”

“sudahlah.. bilang saja kau juga ingin ini kan?” kevin meraih tangan cesa dan menandatangani punggung putih tangan cesa

“hei! SINTING!!”cesa berusaha menarik tangannya namun sayang tangan kevin tak kalah kuat menahan tangannya. 

“lain kali kalau memang ingin tanda tangan langsung saja… tak perlu pakai cara itu, terlalu berlebihan…” kevin kembali menyeringai melepaskan tangan cesa, balik badan dan melangkah meninggalkan cewek itu. 

“kau… akh…” 

Kevin segera balik badan melihat cewek yang baru saja ia beri tanda tangan secara paksa itu terduduk di lantai memegangi kepalanya yang baru saja di timpuk sesuatu. Dan benar saja sebuah kamus yang tak jauh dari cesa tampak melukai kepala gadis itu.

“hahaha dasar kampungan, makan tu kamus…”

“iya.. sok sok ngejek kevin lagi! huuuu”

“rasain, emang enak di lempar kamus…” 

Kevin beralih menatap fansnya. Ia tau salah satu dari mereka pasti sudah melempari cesa dengan kamus lengkap itu.

“apa maksud kalian? Kenapa melemparinya? Sekali lagi kalian berbuat seperti itu lebih baik berhenti mengikutiku!” bentak kevin menatap tajam ke 1, 2,3,4,5…. 9 fans / teman sekelasnya yang mengaku cinta berat padanya.  

“tapi dia kan..”

“sudah! Tak ada tapi tapian! Kalau kalian masih berbuat seperti itu! Aku tak akan memaafkan kalian!” ucap kevin. Kesal.  Lalu berjalan mendekati cewek yang tengah kesakitan itu.

“kau tak ap…” cesa menepis kasar tangan kevin yang berniat memegang dahinya.

“tak usah berpura pura baik…” bisik cesa sinis. Sebenarnya ia ingin mengatakan kata kata itu dengan keras tapi ia lebih tak ingin dahi sebelah kirinya juga ikut ikutan biru dilempari oleh fans fans atau yang lebih sering cesa anggap bonekanya kevin. Sang idola sekolah. Cowok yang memiliki suara emas plus tampang ganteng itu.

Cesa berdiri dari duduknya ia menatap kesekeliling mata dengan sudut matanya. “aish, jadi  trendcenter?” gumamnya pelan, sangat pelan. 

Masih dengan memegang dahinya cesa segera pergi dari kelas. UKS tempat pelabuhannya sekarang. Cesa duduk sebelah tangannya sibuk mengompres dahinya yang membiru. Hatinya masih mengutuk ngutuk kejadian yang baru saja lewat. 

“kenapa aku malah mengatakan itu?” ucap cesa pelan matanya menerawang mencoba mengingat sesuatu. “kenapa aku tidak bilang tidak sengaja?” gumamnya lagi. 

Cesa berani bersumpah saat itu ia benar benar tidak sengaja melempar buku itu. Tidak sengaja mengarah ke Kevin. Karena tujuannya saat itu bukan melempar Kevin tapi memberi buku itu lewat cara melempar ke temannya yang duduk di depan tempat fans dan Kevin berdiri. Ke ratna.

Dan tanpa perhitungan pelemparan itu tak sampai tujuan alias gagal dan malah hampir mencederai kepala artis sekolah. Kalau tadi kepala Kevin kena. Hah, ia sadar hidupnya tak akan sampai 1 jam lagi. ia pasti sudah di kubur hidup hidup oleh segudang fans Kevin.

Dan yang lebih anehnya kenapa malah kata kata itu yang keluar? Bukan yang sebenar benarnya terjadi.

Mungkinkah karena ia sudah terlalu muak dengan Kevin dan para pengikutnya? Mungkin.
Cesa menyenderkan punggungnya di dinding. Duduk dengan melipat kedua lututnya. Dengan kening membiru seperti ini cesa jadi malas masuk ke kelas. Selain malas ditanya ba-bi-bu-be-bo ia juga malas melihat tampang Kevin dan tampang nafsu membunuh dari fans fans Kevin. 

Ia benci. Makin membenci Kevin!

Tapi kenapa banyak orang yang tergila gila padanya? Sampai kakaknya yang sudah kuliah hanya dengan melihat foto Kevin di sebuah majalah remaja jadi  bisa histeris? Sungguh konyol dan tak termakan oleh otak cesa.

Cesa membenamkan kepalanya. Mencoba menjernihkan pikirannya.

1 detik

2 detik

3 detik

Dingin? Hei? Kenapa tiba tiba kepalanya terasa dingin? Seperti ada es yang mencair di rambutnya? Apakah itu tanda jika pikirannya sudah fresh kembali?

Cesa mengarahkan tangan kanannya memegang kepalanya yang ditumbuhi rambut.

Eh? Benar benar ada es?! Basah? Basah berarti air? Tapi….

Cesa mendongkak. 

“aaaaaaaaaaaaakkkkkkkhhhhhhhhh!!!!”

“Ssssst!!!” 

“apa yang kau lakukan disini?!” Tanya cesa kaget. Matanya membesar saking terkejutnya.

“Kenapa kau malah menaruh kompres basah itu di kepalaku? Kau gila?! Keluaaaaar!!!” belum sempat kevin menjawab, cesa udah duluan histeris. Pikirannya kacau. Ia terkejut setengah mati. Ia tak menyangka makhluk yang sungguh sangat tak ingin ia lihat sekarang malah tepat ada di depannya. menatapnya dengan tampang seolah tanpa dosa. Dan mengompres kepalanya? 

“yah… kenapa lo berisik sekali? bentar lagi gue juga bakal keluar kok! Gue cuman mastiin lo masih hidup atau enggak!” ucap makhluk itu yang ternyata adalah Kevin. Kepalanya berputar kesana kemari memastikan apakah ada yang kurang beruntung dengan mendengar teriakan sadis cesa. 

“mastiin dengan ngebasahin kepala aku? emang apa peduli mu ha? Sudah sana ke… umpphh”

Cesa terpaksa menghentikan ucapannya saat merasa ada yang menyumbat suaranya untuk keluar dari mulutnya. Sebuah benda kokoh yang cesa baru sadar itu merupakan tangan Kevin sedang membekap mulutnya..

“Ssssst!! Diem. dan sebelumnya jangan gigit tangan gue! Gue cuman minta lo buat gak teriak teriak! Cuman itu! Lo mau semua orang ke uks dan ngeliat kita? Lo pikirin apa yang bakal pertama kali orang bilang pas liat kita berdua di uks? Berdua?! Jadi diem!”

Cesa baru pertama kali melihat tampang panic seorang Kevin hanya bisa terdiam hingga akhirnya cowok ganteng itu melepaskan bekapannya. Masih dengan tatapan was was Kevin menatap cesa, pandangannya mulai melembut.

“gimana dahi lo? Udah baikan?” Tanya Kevin memakai tampang sok coolnya yang sering membuat cewek cewek meleleh. 

“keluar!”

GEDUBRAK! Kalau saat itu ada palu. Kevin pasti sudah memukul kepala yang tengah basah milik cesa. Cesa sama sekali tak terpengaruh dengan sihir pesonanya dan malah mengusir nya? Tak ada satupun cewek yang pernah mengusirnya kecuali makhluk yang tengah menatapnya tajam ini.

“a apa?” Tanya Kevin gagap masih belum sepenuhnya percaya.

“kamu minta aku buat gak teriak lagi kan? Oke sekarang aku udah ngomong biasakan? Sekarang giliran aku yang minta ke kamu! keluar! Sana keluar!!!” ucap cesa pelan tapi menusuk. 

Kevin kesal. Cewek ini bener bener gak biasa. Langka dan sepertinya harus dimusnahkan.

“dasar siluman!!” bentak Kevin sakratis.

“whatever” jawab cesa tak kalah sinis. 

Hening. Keduanya yang sepertinya telah selesai berperang dengan ending yang agak menggantung malah mematung. Tak ada yang bicara. Kevin yang diusir malah tetap berdiri di posisinya tanpa beranjak se-centi pun. Sementara cesa yang tau Kevin masih disitu malah gak sanggup berkata kata. Ia lebih memilih mengalihkan pandangannya. Membuang muka. 

“hei…” “hei…”

Kenapa harus berbarengan!? Cesa menatap Kevin aneh begitu juga Kevin yang tiba tiba jadi salting.

“errr… oke… lo pasti mau nyuruh gue keluar kan? Oke gue keluar sekarang…” ucap Kevin yang bicara duluan setelah insiden bicara berbarengan terjadi. Dan kemudian ia berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban apapun dari cesa. 

“ee… kalau ada apa apa panggil aja gue..” ucapnya pelan sambil menghentikan langkahnya sebentar. menoleh sedikit kearah cesa yang sepertinya masih belum mau bersuara. 

Dan benar saja sampai ke pintu uks cesa masih diam. Sepertinya begitu menikmati kepergian musuh bebuutannya. Dan Kevin malah kacau sendiri merasa bodoh karena bisa kalah pada domba kecil dan lemah yang selama ini ia anggap mangsanya. 

“hahaha, ayo, sekarang siapa yang menang? Dasar artis kepedean!” gumam cesa bangga saat melihat Kevin sudah hilang. Ia meniup poninya beberapa kali sebagai perayaan kemenangannya.

-The End- 

Wuahahaha, gimana? gimana? gimana? gaje kah -,- komennya dooong :D

1 komentar:

  1. akhirnya, g' cerita sedih bin galau lagi...
    gila, ditimpuk pake kamus...
    pasti sakit y...
    semangat lu, untuk cerita-cerita selanjutnya...

    BalasHapus