Assalamu'alaikum :)
Here i am again :D. wkwkwk tentunya dengan cerpen cerpen dan cerpen lagi :). ada yang baru nih? mau tau? sesuai dengan request temen aku, aku bakal post cerpen yang HAPPY! kupersembahin buat siapa yaa? buat siapa aja deh yang pengen ngelampiasin kekesalannya sama cowok SOK ganteng dimana pun dia beradaaaaa :D
Let's Check it Out!
===Your (BIG) Anti-Fans===
KYAAA
KYAAAAAA
KYAAAAAAAAAAA
GEDUBRAK!
Cesa
meringgis, kedua tangannya benar benar dalam bahaya! Ia baru saja melempar sebuah buku tebal dan
nyaris mengenai kepala Kevin. Tapi untung saja buku sialan itu jatuh 5 cm dari tempat cowok keren itu
berdiri sekarang.
Kevin
menoleh saat menyadari sebuah buku hampir saja melukai dirinya. Seketika
beberapa cewek yang tengah
mengelilinginya menatap cesa. Menatapnya seperti siap menerkam cewek
itu.
“apa mau
lo?” suara keren itu berseru dan kaki panjang itu melangkah mendekat kearah
cesa.
Cesa yang kaku dan tegang hanya dapat berdiri terpaku menatap kevin.
Ingin ia bersuara dan mengatakan semua keluhannya tapi seolah mulutnya terkunci
dan hanya matanya yang dapat bergerak menatap kevin yang semakin mendekat.
“ha?! Apa?”
15 cm, jarak mereka sekarang sukses membuat cesa makin tak sanggup berkata kata.
Suara kevin semakin menyesaknya untuk melakukan suatu hal.
“tuli!”
Hening
seketika kelas yang tadinya ribut dengan bisik bisik menjadi benar benar
tenang. bahkan cesa yang baru saja berkata merasa suaranya sangat keras.
“WHAT?!” kevin
menaikkan alisnya setengah kaget. Cewek yang hampir membunuhnya dengan buku ini
baru saja mengatainya tuli?.
“siapa suruh
fans fansmu itu memekik! Sudah jelas sebentar lagi ada ulangan orang pada
ngafal.. tapi mereka malah membuat ribut!” jelas cesa dengan suara sedikit
pelan. namun entah mengapa ia merasa suaranya sangat keras.
“oh… jadi lo
terganggu? Atau… hanya iri?” kevin menyeringai melihat tampang cesa seperti
hampir melihat setan.
“i.. iri?
Hei! Apa maksudmu?!”
“sudahlah..
bilang saja kau juga ingin ini kan?” kevin meraih tangan cesa dan menandatangani
punggung putih tangan cesa
“hei!
SINTING!!”cesa berusaha menarik tangannya namun sayang tangan kevin tak kalah
kuat menahan tangannya.
“lain kali
kalau memang ingin tanda tangan langsung saja… tak perlu pakai cara itu,
terlalu berlebihan…” kevin kembali menyeringai melepaskan tangan cesa, balik badan
dan melangkah meninggalkan cewek itu.
“kau… akh…”
Kevin segera
balik badan melihat cewek yang baru saja ia beri tanda tangan secara paksa itu
terduduk di lantai memegangi kepalanya yang baru saja di timpuk sesuatu. Dan
benar saja sebuah kamus yang tak jauh dari cesa tampak melukai kepala gadis
itu.
“hahaha
dasar kampungan, makan tu kamus…”
“iya.. sok
sok ngejek kevin lagi! huuuu”
“rasain,
emang enak di lempar kamus…”
Kevin
beralih menatap fansnya. Ia tau salah satu dari mereka pasti sudah melempari cesa
dengan kamus lengkap itu.
“apa maksud
kalian? Kenapa melemparinya? Sekali lagi kalian berbuat seperti itu lebih baik
berhenti mengikutiku!” bentak kevin menatap tajam ke 1, 2,3,4,5…. 9 fans /
teman sekelasnya yang mengaku cinta berat padanya.
“tapi dia
kan..”
“sudah! Tak
ada tapi tapian! Kalau kalian masih berbuat seperti itu! Aku tak akan memaafkan
kalian!” ucap kevin. Kesal. Lalu
berjalan mendekati cewek yang tengah kesakitan itu.
“kau tak ap…”
cesa menepis kasar tangan kevin yang berniat memegang dahinya.
“tak usah
berpura pura baik…” bisik cesa sinis. Sebenarnya ia ingin mengatakan kata kata
itu dengan keras tapi ia lebih tak ingin dahi sebelah kirinya juga ikut ikutan
biru dilempari oleh fans fans atau yang lebih sering cesa anggap bonekanya kevin.
Sang idola sekolah. Cowok yang memiliki suara emas plus tampang ganteng itu.
Cesa berdiri
dari duduknya ia menatap kesekeliling mata dengan sudut matanya. “aish,
jadi trendcenter?” gumamnya pelan,
sangat pelan.
Masih dengan
memegang dahinya cesa segera pergi dari kelas. UKS tempat pelabuhannya
sekarang. Cesa duduk sebelah tangannya sibuk mengompres dahinya yang membiru.
Hatinya masih mengutuk ngutuk kejadian yang baru saja lewat.
“kenapa aku
malah mengatakan itu?” ucap cesa pelan matanya menerawang mencoba mengingat
sesuatu. “kenapa aku tidak bilang tidak sengaja?” gumamnya lagi.
Cesa berani
bersumpah saat itu ia benar benar tidak sengaja melempar buku itu. Tidak
sengaja mengarah ke Kevin. Karena tujuannya saat itu bukan melempar Kevin tapi
memberi buku itu lewat cara melempar ke temannya yang duduk di depan tempat
fans dan Kevin berdiri. Ke ratna.
Dan tanpa
perhitungan pelemparan itu tak sampai tujuan alias gagal dan malah hampir
mencederai kepala artis sekolah. Kalau tadi kepala Kevin kena. Hah, ia sadar
hidupnya tak akan sampai 1 jam lagi. ia pasti sudah di kubur hidup hidup oleh
segudang fans Kevin.
Dan yang
lebih anehnya kenapa malah kata kata itu yang keluar? Bukan yang sebenar
benarnya terjadi.
Mungkinkah
karena ia sudah terlalu muak dengan Kevin dan para pengikutnya? Mungkin.
Cesa
menyenderkan punggungnya di dinding. Duduk dengan melipat kedua lututnya. Dengan
kening membiru seperti ini cesa jadi malas masuk ke kelas. Selain malas ditanya
ba-bi-bu-be-bo ia juga malas melihat tampang Kevin dan tampang nafsu membunuh
dari fans fans Kevin.
Ia benci.
Makin membenci Kevin!
Tapi kenapa
banyak orang yang tergila gila padanya? Sampai kakaknya yang sudah kuliah hanya
dengan melihat foto Kevin di sebuah majalah remaja jadi bisa histeris? Sungguh konyol dan tak
termakan oleh otak cesa.
Cesa
membenamkan kepalanya. Mencoba menjernihkan pikirannya.
1 detik
2 detik
3 detik
Dingin? Hei?
Kenapa tiba tiba kepalanya terasa dingin? Seperti ada es yang mencair di
rambutnya? Apakah itu tanda jika pikirannya sudah fresh kembali?
Cesa
mengarahkan tangan kanannya memegang kepalanya yang ditumbuhi rambut.
Eh? Benar
benar ada es?! Basah? Basah berarti air? Tapi….
Cesa
mendongkak.
“aaaaaaaaaaaaakkkkkkkhhhhhhhhh!!!!”
“Ssssst!!!”
“apa yang
kau lakukan disini?!” Tanya cesa kaget. Matanya membesar saking terkejutnya.
“Kenapa kau
malah menaruh kompres basah itu di kepalaku? Kau gila?! Keluaaaaar!!!” belum
sempat kevin menjawab, cesa udah duluan histeris. Pikirannya kacau. Ia terkejut
setengah mati. Ia tak menyangka makhluk yang sungguh sangat tak ingin ia lihat
sekarang malah tepat ada di depannya. menatapnya dengan tampang seolah tanpa
dosa. Dan mengompres kepalanya?
“yah… kenapa
lo berisik sekali? bentar lagi gue juga bakal keluar kok! Gue cuman mastiin lo
masih hidup atau enggak!” ucap makhluk itu yang ternyata adalah Kevin.
Kepalanya berputar kesana kemari memastikan apakah ada yang kurang beruntung
dengan mendengar teriakan sadis cesa.
“mastiin
dengan ngebasahin kepala aku? emang apa peduli mu ha? Sudah sana ke… umpphh”
Cesa terpaksa
menghentikan ucapannya saat merasa ada yang menyumbat suaranya untuk keluar
dari mulutnya. Sebuah benda kokoh yang cesa baru sadar itu merupakan tangan Kevin
sedang membekap mulutnya..
“Ssssst!!
Diem. dan sebelumnya jangan gigit tangan gue! Gue cuman minta lo buat gak
teriak teriak! Cuman itu! Lo mau semua orang ke uks dan ngeliat kita? Lo
pikirin apa yang bakal pertama kali orang bilang pas liat kita berdua di uks? Berdua?!
Jadi diem!”
Cesa baru
pertama kali melihat tampang panic seorang Kevin hanya bisa terdiam hingga
akhirnya cowok ganteng itu melepaskan bekapannya. Masih dengan tatapan was was
Kevin menatap cesa, pandangannya mulai melembut.
“gimana dahi
lo? Udah baikan?” Tanya Kevin memakai tampang sok coolnya yang sering membuat
cewek cewek meleleh.
“keluar!”
GEDUBRAK!
Kalau saat itu ada palu. Kevin pasti sudah memukul kepala yang tengah basah
milik cesa. Cesa sama sekali tak terpengaruh dengan sihir pesonanya dan malah
mengusir nya? Tak ada satupun cewek yang pernah mengusirnya kecuali makhluk
yang tengah menatapnya tajam ini.
“a apa?”
Tanya Kevin gagap masih belum sepenuhnya percaya.
“kamu minta
aku buat gak teriak lagi kan? Oke sekarang aku udah ngomong biasakan? Sekarang giliran
aku yang minta ke kamu! keluar! Sana keluar!!!” ucap cesa pelan tapi menusuk.
Kevin kesal.
Cewek ini bener bener gak biasa. Langka dan sepertinya harus dimusnahkan.
“dasar
siluman!!” bentak Kevin sakratis.
“whatever”
jawab cesa tak kalah sinis.
Hening.
Keduanya yang sepertinya telah selesai berperang dengan ending yang agak
menggantung malah mematung. Tak ada yang bicara. Kevin yang diusir malah tetap
berdiri di posisinya tanpa beranjak se-centi pun. Sementara cesa yang tau Kevin
masih disitu malah gak sanggup berkata kata. Ia lebih memilih mengalihkan
pandangannya. Membuang muka.
“hei…”
“hei…”
Kenapa harus
berbarengan!? Cesa menatap Kevin aneh begitu juga Kevin yang tiba tiba jadi
salting.
“errr… oke…
lo pasti mau nyuruh gue keluar kan? Oke gue keluar sekarang…” ucap Kevin yang
bicara duluan setelah insiden bicara berbarengan terjadi. Dan kemudian ia
berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban apapun dari cesa.
“ee… kalau
ada apa apa panggil aja gue..” ucapnya pelan sambil menghentikan langkahnya
sebentar. menoleh sedikit kearah cesa yang sepertinya masih belum mau bersuara.
Dan benar
saja sampai ke pintu uks cesa masih diam. Sepertinya begitu menikmati kepergian
musuh bebuutannya. Dan Kevin malah kacau sendiri merasa bodoh karena bisa kalah
pada domba kecil dan lemah yang selama ini ia anggap mangsanya.
“hahaha,
ayo, sekarang siapa yang menang? Dasar artis kepedean!” gumam cesa bangga saat
melihat Kevin sudah hilang. Ia meniup poninya beberapa kali sebagai perayaan
kemenangannya.
-The End-
Wuahahaha, gimana? gimana? gimana? gaje kah -,- komennya dooong :D

akhirnya, g' cerita sedih bin galau lagi...
BalasHapusgila, ditimpuk pake kamus...
pasti sakit y...
semangat lu, untuk cerita-cerita selanjutnya...